Beberapa malam ini, fikiranku pengap dengan banyak hal. Tapi aku tidak tahu harus ku rangkai dalam bentuk apa, aku terkadang bertarung dengan hati dan fikiranku sendiri. Apa ini yang dinamakan dilema karena cinta?; Ah bukan, ini bukan cinta yang seperti para perempuan di luar sana rasakan.
Ini cinta kepada sesuatu yang tak memiliki raga, namun ia hidup di hati setiap orang. Ia juga bersemayam dalam lelapnya tidur, menjadi mimpi yang kadang menghantui,kadang juga berwujud mimpi yang menenangkan.
Amanah mungkin bagi sebagian orang, amanah itu bukanlah sesuatu yang harus di prioritas kan. Sebatas kerja untuk menyukseskan program kerja, syukur-syukur kalau ia bisa menyelesaikan apa yang sudah di mulai. Mungkin kalimat “Kamu yang memulai maka kamu juga yang mengakhiri” cukup relevan untuk ia, yang dengan bodohnya berani menerima amanah.
Ada satu hal yang aku dan kita semua lupakan, bahwa sejatinya amanah itu tidak hanya datang kepada diri kita setelah kita di pilih oleh manusia lalu di lantik dengan sumpah di hadapan para tamu undangan. Tapi sejatinya amanah itu sudah tersemat dalam diri manusia itu sendiri, sedari awal ia di ciptakan /coba buka (Qur’an Surah AL-Baqarah:30). Dalam ayat itu jelas, bahkan sebelum manusia itu di ciptakan ia sudah di Amanahi oleh Tuhan sebagai seorang Khalifah.
Lalu kurang jelas apalagi tujuan kita hidup di muka bumi ini? Sedang banyak manusia yang ingkar pada Amanahnya. Mungkin inilah salah satu perwujudan dari ketakutan para malaikat, saat Tuhan berdialog dengan mereka ketika hendak menciptakan manusia dan amanahnya.
Fokusnya bukan pada kegagalan tapi pada manusianya, manusia sendirilah yang berhak memilih apakah ia menjadi manusia yang ingkar atau amanah !
Aku masih mengingat jelas dimana manusia dengan congkangnya berani menerima Amanah yang di mana langit, gunung dan tanah enggan memikul beratnya amanah. Coba buka Q.S AL-Ahzaab:72, catatan sejarah dalam AL-Quran itu sudah jelas. Namun lagi-lagi manusia ini, gagal menafsirkan maknanya.
Tulisan ini kemudian aku buat, sebagai pengingat diri, untukmu dan untuk semua manusia di muka bumi ini. Jika esok lusa kamu berfikir untuk menyerah, atau lari dari tanggung jawab amanah.
“Terkadang dunia membuat kita lelah,jenuh,bosan bahkan putus asa. Tapi percayalah rahmat Allah lebih besar atas semua itu.”
Aku selalu percaya bahwa tugas kita adalah sibuk memberikan yang terbaik untuk sesama, menebar ke bermanfaatan dan memberi cinta. Habiskan kebahagiaanmu untuk orang lain dan sisakan sedikit untuk kamu syukuri, percayalah hidupmu ada dalam tanggungan Tuhan.
A.ansyahira
📌Talasaapang,28 Mei 2022
Komentar
Posting Komentar