Pare-pare, 08 september 2024
Ku temukan dirimu pada sela-sela angin yang menjelma rindu,
Aku tidak pernah bermimpi akan sampai di sini,
Menatap sudut-sudut kota tempatmu tumbuh,
Memijaki tanah tempatmu hidup,
Hingga pada akhirnya kita bertakdir, semoga segala amin terlekaskan.
Ini pesan cinta dari sudut kota cinta, tanah yang menjadi saksi bisu abadinya cinta Habibi & Ainun, kamu tahu! sore tadi aku menyambangi monumen sepasang kekasih itu lalu berbisik kepada mereka perihal satu nama yang senantiasa tersemogakan dalam doaku. Aku tak pernah bermimpi waktu menarikku sejauh ini, sejauh langkah membawaku sejauh itu pula doa ku langitkan. Aku menitip pesan pada setiap hembusan angin "kali ini jangan membuatku patah lagi yah sudah cukup yang lalu-lalu". Suaraku berubah parau mataku memanas tanpa ku sadari bulir air mata mengisi pipiku yang ikut merona, ingin kusudahi saja tapi hati egois memkasa diri untuk tetap melangkah maju meski ia tahu pasti kemungkinan terluka itu akan datang.
Namun aku kembali teringat pada pesan seorang guru yang mengatakan bahwa "berdoalah karena Tuhan selalu senang pada hambanya yang masih gemar meminta, lalu berbaik sangkalah atas setiap ketetapan-Nya karena ia sesuai prasangkamu".
Kamu tahu; namamu selalu menjadi perantara yakinku kepada-Nya, aku selalu meyakini bahwa suatu hari entah kapan kamu akan menemuiku lalu berkata "Ini aku dengan segala kerendahan hati menawarkan sepotong hati untuk menyempurnakan separuhmu" sampai hari itu tiba aku akan menjadi perempuan terbahagia karena telah memenangkanmu tanpa harus menodai murninya rasaku untukmu.
Oh robbi, pada kesempatan yang sama aku meminta ampun atas kelancanganku memilih, bukan lancang hanya saja aku tetap berusaha sekecil apapun kemungkinannya paling tidak aku tak lagi menyalahkan diri atas segala hal yang telah, sedang dan akan terjadi.
Segala semoga lekas teraminkan.
Komentar
Posting Komentar