Dari perjalanan yang sempat usai
Di saat aku berusaha menemukan jalan untuk pulang
Tanganmu menggapai-gapaiku, menahanku untuk tinggal
Di saat aku mulai merasa memiliki rumah
Acuhmu menampar bahagiaku
Aku pernah bermimpi tentang hari esok yang berwarna
Ternyata awan hitam datang membawa hujan
Hingga aku kini memilih untuk usai
Bagi seorang pejalan sepertiku bukan perkara sulit untuk menemukan tempat untuk sekedar singgah dan menepis lelah.
Terkadang aku di suguhi kopi panas yang menenangkan
Menandakan sang pemilik rumah tahu aku sedang butuh penghilang rasa lelah.
Tak jarang pula ada yang menyuguhkan hati dengan sedikit rasa sakit
Menandakan bahwa sang pemilik rumah hendak menahanku untuk menetap.
Namun aku masih seorang pejalan tunggal yang liar.
Kopimu saja sudah cukup untukku saat ini,bukan aku tak ingin untuk menetap namun aku takut saja bilamana nanti aku tak seperti apa yang engkau harapkan.
Izinkan aku melanjutkan perjalanan, melangkah dengan yakin meski tak tahu kemana kaki akan berpijak.
Satu demi satu persimpangan aku lalui,tak jarang aku dilema hendak kekanan, kekiri atau melangkah lurus, tapi yang pasti aku pantang untuk melangkah mundur.
Bagiku hari lalu adalah cerita yang telah usai dan hanya mampu di abadikan dalam carik aksara pejalan,bukan untuk kembali di jajaki. Karena di luar sana bumi teramat luas dan teramat indah untuk waktuku yang singkat, maka dari itu mengulang berarti membuang waktu.
Untuk sesuatu yang telah usai, mari saling mendoakan untuk sama-sama pulih. Ahhh....bukan untukmu tapi hanya untukku karena sedari awal kau memang tak berperasa, akunya saja yang teramat berharap.
Sekarang lembar baru telah aku mulai, dengan mimpi yang baru dan perjalanan yang baru. Kali ini aku lebih berhati-hati untuk singgah pada rumah seseorang karena aku takut dengan luka yg sama di hari lalu.
Ku mohon sudahi perih yang tak berdarah ini, mungkin aku kuat dalam mengarungi realitas hidup namun aku lemah dalam perkara hati.
Jadi jika hanya sekedar bermain-main maaf saja, kau sedang bertemu dengan pejalan yang memandang hidup tak sebercanda itu.
Karena sekali saja seorang pejalan berhenti untuk melangkah itu artinya dunianya adalah duniamu juga.
📌Gubuk tua, sinjai Utara 11/08/2020
Komentar
Posting Komentar