Andai kata saat itu kau tak melepaskan genggamanmu dariku, membuatku kecewa dan sakit
Mungkin aku takkan bertemu dia yang kini mampu menerimaku seutuhnya
Andai saat itu aku menuruti egoku untuk bertahan denganmu,mungkin takkan ada bahagia.
Karenamu
Darimu aku beranjak menuju senja
Mengitari ibu kota dengan skuter tua
Mencicipi malam dengan secangkir kopi
Aku hendak berteriak
Namun aku tahu aku tak sendiri
Meski hatiku sedang menepi
Semua terjadi bagai angin yang berhembus pelan
Sepoy namun berbekas,takkan ada bahagia yang ku temui jika aku tak mampu berkompromi dengan keadaan.
Penolakan-demi penolakan terus terjadi meski aku tahu itu sia-sia saja,karena takdir-Nya adalah otoritas sang pencipta.
Fikiranku memang sedikit pragmatis namun tak menjadikanku manusia yang mati rasa,aku tahu luka adalah pembelajaran atas diri yang teramat ego dalam menginginkan sesuatu.
Dalam kehidupan tak semua yang kita mau dapat kita miliki
Terkadang juga semua yang di rencanakan sesuai dengan kenyataan
Itu tergantung sekuat apa kamu berusaha dan sesering apa kau merapal.
Sudahlah........terima saja takdirmu
Sebagai masa lalu yang akan menjadi saksi dari luka dan kecewaku.
Terima saja posisimu sebagai masa lalu yang mengantarkan aku pada dia (🐼)yang kini menjadi separuhku.
Mari saling melupa lalu mengikhlaskan
Dan semoga kita bertemu sebagai sebatas pernah yang saling baik-baik saja dengan kehidupan masing-masing.
Kau dengan dirinya dan aku dengan dia
Pute'
Komentar
Posting Komentar