PEMUDA DAN KERESAHAN BERSAMA
Penulis: Dzulfikri Azhary
Editor : owner dialog kedai kopi
Berbicara tentang pemuda, ialah berbicara soal elemen bangsa. Dimana kemajuan bangsa tak dapat kita ingkari dengan kehadiran dan peran kaum muda seperti pelajar dan mahasiswa. Sejarah mencatat, kehadiran pemuda bukanlah hal yang biasa lagi dalam lingkaran masyarakat sehingga dari momentum inilah lahir sebuah paradigma bahwa pemuda adalah elemen harapan masyarakat. Pemuda harus menegaskan bahwa dirinya ialah pucuk pengharapan dikala rezim tak berpihak pada rakyat.
Hal tersebut dapat kita lihat di berbagai peristiwa. Sebuah contoh yang sangat signifikan adalah pada peristiwa Sumpah Pemuda, Proklamasi, serta Reformasi yang tak lepas dari peran seorang pemuda. Sehingga dengan hadirnya tulisan ini, menegaskan bahwa seorang pemuda sudah sepatutnya terjung ke dalam ruang lingkup masyarakat secara realistis, nyata. Tidak hanya sebagai penyusun atau konseptor, lebih dari itu pemuda diharapakan menjadi penggerak atas terwujudnya kesejahteraan masyarakat sebagaimana yang dicita-citakan di dalam pancasila.
*Harapan Untuk Pemuda*
Mahasiswa memang identik dengan pemuda. Namun, tidak semua pemuda berkesempatan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. Sehingga dalam keadaan demikian akan meninggalkan sebuah tanya dalam benak kita, bahwa dengan kuantitas yang tak begitu "wow" (banyak tak melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan) apakah sanggup membangun dan mewujudkan apa yang dicita-citakan dalam masyarakat?
Sekiranya itulah hal yang membutuhkan jawaban serius untuk kita tuntaskan sebelum melangkah secara jauh dalam masyarakat umum. Bahwa pada kenyataanya, seorang pemuda bukan tak 'berkeinginan' dalam melanjutkan pendidikan. Hanya saja tak 'berkesempatan' dalam melanjutkan. Faktor yang paling sentral ialah persoalan ekonomi yang kian mendesak. Namun lebih tegasnya, niat dan keinginan yang besar mesti kita tanamkan dalam diri sebelum membahas hal lain. Artinya, seriuskah kita dalam melanjutkan pendidikan? Sebab sesuatu yang berawal dengan main-main (canda), juga akan berakhir dengan canda pula.
Kembali pada keresahan pemerintah. Dimana bangsa ini benar-benar menghadapi paradoks yang begitu pelik. Prabowo Subianto dalam bukunya yang berjudul "Paradoks Indonesia" mengatakan: "berpuluh-puluh tahun indonesia merdeka, namun nyatanya kita hanya bergerak menuju negara yang gagal".
Bagaimana tidak, semakin bumi berputar pada porosnya dan semakin menua kulit para pemuda, nampaknya perubahan jua terjadi tiap detiknya. Sumber daya alam semakin melimpah, namun pemiskinan-kemiskinan pun semakin parah. SDM (sumber daya manusia) semakin tumpah, pengangguran pun semakin merajalela. Serta mengikut fenomena-fenomena lain yang tak kalah serunya dan tak kalah gilanya. Berdasarkan kacamata penulis, inilah paradoks yang paling nyata dan menyerang bumi pertiwi kita. Ironisnya, fenomena ini merembes ke desa-desa dan perkampungan.
Kegelisahan pemerintah dan masyarakat yang sentral terjadi adalah hal yang sangat rumit dan terjadi di berbagai bidang dan aspek kehidupan. Di bidang pendidikan, masih banyak usia sekolah yang belum bisa mengenyam pendidikan dan melanjutkan ke jenjang berikutnya. Pemuda desa salah satunya. Juga bidang IPTEK yang masih tertinggal dengan daerah atau negara lain. Bidang kesehatan, sebagian daerah hanya menjadikan sebagai kebutuhan tersier, dan permasalahan lainnya.
Masalah-masalah demikian sangat membutuhkan jawaban yang kompleks. Salah satunya, peranan seorang mahasiswa selaku pemuda dalam menjawab persoalan tersebut dengan memberikan solusi yang tepat dan tawaran-tawaran yang inovatif dalam pergerakan zaman. Sehingga metode dalam penyelesaian persoalan tersebut ialah mahasiswa dan pemuda sebagai jembatan (penyambung lidah masyarakat) tidak hanya ditunjukkan lewat aksi demonstrasi dan berkoar. Akan tetapi, bisa lewat tulisan-tulisan dan kerja nyata. Sehingga mahasiswa dan pemuda yang baik, adalah ia yang tak hanya meng'kritik' saja namun juga memberi tawaran solusi dan penyelesaian yang bermanfaat.
Berbagai pemikiran dan gerakan yang dilakukan mahasiswa adalah langkah kecil untuk membangun bangsa ini sebagai seorang pemuda. Tentunya, langkah tersebut adalah awal yang baik untuk ikut berkontribusi dalam proses kesejahteran bangsa ini. Semoga saja dan semoga, esok lusa pemuda semakin kreatif-inovatif dalam kontribusi memajukan bangsa ini dan mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh masyarakat.
Tidak hanya dengan lewat gerakan bisu dan suara sumbang, tapi dengan kerja nyata dan bermanfaat.
Aamiin, Allahumma Aamiin.
Komentar
Posting Komentar