Oleh Ayu Andira
Immawati pikom Imm sultan alauddin cab. Gowa
Bermil-mil jauhnya aku bersafar menyusuri setiap sudut dari ciptaan tuhan yang begitu sempurna,telah banyak purnama yang berlalu dengan begitu cepat. Hingga aku berada di pernaunganku saat ini,di mana aku hanya sekedar singgah dan tinggal untuk seperempat waktu.
Di suatu malam ada tanya yang menggelayuti hati, ia menyayat-nyayat rasaku. Entahlah namun aku seperti rindu, ia aku rindu pada beberapa sosok yang selalu menantikan kepulanganku dari safar yang jauh, hati kian bertanya apakah di sudut bumi sana mereka baik-baik saja ataukah mereka sedang merindukanku? Ku rasa iya. Beberapa purnama yg lalu hampir saja membuatku lupa akan jalan pulang, lupa bahwa ada rumah yang pasti akan ku jadikan pulang.
.
Namun rindu yang saat ini menyeruak memenuhi sendi-sendi hatiku, akan aku pupuk dan ku jadikan semangat untuk terus berjuang. Teruntuk ayah dan bunda serta ke-empat lelaki hebatku, tunggulah aku pulang dari kelanaku dan akan aku ceritakan banyak hal perihal pagi, siang,petang dan malam di mana ada bung fajar, sang senja, dan tuan malam yang dengan setianya mengisi hari-hariku.
.
Maafkan aku duhai ayah bundaku karena anak gadis kalian lupa jalan pulang, di karenakan teramat nyaman mengembara di tepian kota dan pedalaman hutan. Menunggangi burung raksasa berlapiskan besi, membawaku menyaksikan indahnya semesta.
Saatnya untuk pulang sayang
Catatan 16 safar 1441/15 oktober 2019
~Maa
Immawati pikom Imm sultan alauddin cab. Gowa
Bermil-mil jauhnya aku bersafar menyusuri setiap sudut dari ciptaan tuhan yang begitu sempurna,telah banyak purnama yang berlalu dengan begitu cepat. Hingga aku berada di pernaunganku saat ini,di mana aku hanya sekedar singgah dan tinggal untuk seperempat waktu.
Di suatu malam ada tanya yang menggelayuti hati, ia menyayat-nyayat rasaku. Entahlah namun aku seperti rindu, ia aku rindu pada beberapa sosok yang selalu menantikan kepulanganku dari safar yang jauh, hati kian bertanya apakah di sudut bumi sana mereka baik-baik saja ataukah mereka sedang merindukanku? Ku rasa iya. Beberapa purnama yg lalu hampir saja membuatku lupa akan jalan pulang, lupa bahwa ada rumah yang pasti akan ku jadikan pulang.
.
Namun rindu yang saat ini menyeruak memenuhi sendi-sendi hatiku, akan aku pupuk dan ku jadikan semangat untuk terus berjuang. Teruntuk ayah dan bunda serta ke-empat lelaki hebatku, tunggulah aku pulang dari kelanaku dan akan aku ceritakan banyak hal perihal pagi, siang,petang dan malam di mana ada bung fajar, sang senja, dan tuan malam yang dengan setianya mengisi hari-hariku.
.
Maafkan aku duhai ayah bundaku karena anak gadis kalian lupa jalan pulang, di karenakan teramat nyaman mengembara di tepian kota dan pedalaman hutan. Menunggangi burung raksasa berlapiskan besi, membawaku menyaksikan indahnya semesta.
Saatnya untuk pulang sayang
Catatan 16 safar 1441/15 oktober 2019
~Maa
Komentar
Posting Komentar