Pendidikan diri
Ada banyak hal yang menjadi sumber keraguan dalam hidup,salah satunya adalah ragu dalam mengambil keputusan.
Keragu-raguan dalam hidup mampu mengantarkan kita pada dua hal,yang pertama adalah kita mencari dan belajar demi meyakinkan diri dan yang kedua adalah dengan keraguan membuat seseorang tak percaya atas dirinya sendiri.
Menepis ragu dalam diri adalah sesuatu yang tidak mudah bagi setiap orang tergantung seberapa besar motivasi hidup yang ia miliki,hingga mampu menapaki semesta dengan yakin.
Sama halnya dalam membangun sebuah rumah (tangga) tak mudah untuk memulainya apatah lagi mempertahankannya,membangun rumah bukan hanya sebatas kata "Mungkin dan andai". Ia terlalu sakral dan abstrak untuk di andai-andaikan,butuh kesiapan yang matang untuk membangun rumah. Materil-materil yang di gunakan pun harus kualitas yang terbaik agar bangunan yang di buat bisa berdiri dengan kokoh meski angin dan badai datang silih berganti.
Menjadi sepasang itu tidaklah mudah, karena itu di butuhkan pendidikan diri baik dari pihak perempuan ataupun laki-laki. Sedikit menelisik pembicaraan hari lalu dengan seseorang di sebuah gubuk tua,ia berkata "aku takut membahas tentang perempuan,karena ini belum waktunya untuk berbicara perihal psikologi dan biologis".
Sentak aku tergelitik dengan perkataannya, mataku yang sayup karena ngantuk seketika terbelalak memandangi wajahnya. Aku tersenyum lirih di hadapannya, "kau sedang berbohong"(kataku dalam hati) karena aku tahu di usia yang tak lagi remaja setiap orang (laki-laki & perempuan) sudah mengandai-andaikan masa depannya sendiri.
Ia mulai berimajinasi tentang dirinya menuju sepasang, dan seseorang kadang tanpa sadar telah berbuat sesuatu yang menunjukkan bahwa ia sudah dewasa dan telah siap untuk berlabuh.
Karena ego diri seseorang tak sadar bahwa puncak dari suatu perjalanan adalah pada saat seseorang telah siap menerima sosok lain dalam hidupnya, berbagi canda, tawa dan juga air mata.
Jika karena berfikir belum pantas maka itu bisa di sebut sebagai penolakan atas naluri diri. Hati berkata aku siap namun fikiran berkata aku belum siap, hingga ada dua jalan yang berbeda dalam satu jiwa.
Bukankah setiap masalah adalah proses pendewasaan diri? Dan setiap tempat adalah sekolah, serta setiap hal di dunia ini adalah guru?
Mengapa tak mencoba belajar dengan dunia kita sendiri? Dunia yang akan membuka sudut pandang baru dalam kaca mata kita yang buram.
Kita bukan hanya sekedar butuh ilmu agama, sains dan sebagainya tapi juga butuh pengetahuan tentang konsep diri, karena inilah ilmu yang paling dasar yang harus di miliki seseorang untuk mulai belajar mendidik diri.
Mulailah sedikit demi sedikit tatalah hidup dengan berani mengambil tanggung jawab dalam hidup.
Ayah pernah berkata " jika engkau ingin melihat laki-laki yang sebenarnya adalah laki-laki yang siap menerima tanggung jawab dalam hidupnya dan jika kau ingin melihat perempuan yang tangguh adalah dia yang dengan sungguh berjuang dalam hidupnya karena menjadi perempuan yang high kuality itu tidaklah mudah"
Guru di sekolah adalah sosok yang hebat dan orang tua adalah madrasah yang luar biasa dan merupakan guru pertama dan terakhir.
Dan aku belajar arti menjadi sepasang dari kisah ayah dan ibu, terimakasih telah menjadi sepasang dan melahirkan 5 sosok yang berbeda tapi dengan satu cinta yang sama, cinta ayah dan ibu.
Bismillah......
Atas ridho kalian dan ridho-Nya, aku belajar mendidik diri dan belajar memantapkan diri untuk menjadi sepasang suatu hari nanti. Entah dengan siapa semoga dia adalah yang terbaik, tiada hasil yang mengkhianati proses.
📌Jln.kelapa no 3 Sinjai Utara
🧕Pejalan
Komentar
Posting Komentar