Rasa-rasanya baru kemarin aku bersimpuh rapuh di hadapan-Mu duhai Tuhanku, mengharap jawaban atas gelisahku.
Memintamu membawanya pergi jauh dari dunia imajinasi ku, tapi kau memberiku banyak kejutan akhir-akhir ini.
Ada banyak kembang api yang menghiasi langit ku, kadang aku tersentak kaget, lalu aku menatap langit-langit ternyata tak semenakutkan yang aku kira.
Dan hari ini dari segala rentetan kebetulan yang Tuhan persiapkan, justru membawaku jauh sepuluh langakh lebih dekat denganmu. Aku hendak mundur satu langkah, namun kubangan terlalu dalam untuk aku lalui.
Mungkin dengan lebih sering menerima kenyataan aku bisa sedikit lebih tenang, meski tidak bisa aku pungkiri aku senang mengetuk pintu-pintu langit dan menyerukan namamu untuk di sandingkan denganku di surga sana.
Aku diam dan semakin acuh, bukan pertanda aku tak lagi sama namun aku hanya tak ingin lagi menodai kesucian dari rasa yang Tuhan titipkan. Mari saling menjaga dan menua bersama,hingga Tuhan mengatakan Saatnya kita menjadi utuh.
"Man jaddah wajadah"
Sekiranya itu akan menjadi kalimat terbaik untuk aku dan kau, untuk sama-sama berbenah untuk hari esok yang jauh lebih baik.
"Malam mengadukku dengan kesunyiannya
Lalu sianida dalam kopi membuatku terjaga hingga pagi menyapa
Namun aku tak pernah lupa menyeduh secangkir air hangat untuk melepaskan segala keletihan dalam alam fikirku yang tak tertata rapi
Maka dari itu bertahanlah dan bantu aku merapikan yang telah berserakan "
~pute
Komentar
Posting Komentar