Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

"Negeriku Lekaslah pulih"(Catatan bulan Maret)

Seketika hening mengisi waktu Berubah gelap yang teramat tenang Aku kira aku bermimpi Nyatanya aku sedang terpaku diam di tepian senja. Memandangi kota yabg seketika sunyi Jalan yang padat berubah menjadi sunyi dan menakutkan bak pemakaman Apa ini? Apakah ini tanahku? Tanahku tak sesunyi ini Apa ini? Tak ada lagi tegur sapa Tanahku tak seangkuh ini Negeriku mengapa kau bersedih? Hai kau mengapa kau makin kurus? Apa ini? Kemana manusia gerobak yang senang mengais sisa makanan di tepian kota? Isak tangis anak-anak pengamen itu kian kencang Memegangi perutnya yang kian mengecil Berita kematian silih berganti Nama telah terukir indah di atas nisan Tak ada lagi bela sungkawa,di rumah duka Semuanya menjadi hidup dalam dunia sendiri Tuhan apa ini? Negeriku tak semenakutkan ini Apakah ini bentuk cintamu? Jika ia sudahlah dulu, banyak insan yang tak mampu menerima besarnya cintamu Akupun demikian..😭😭 Ladang, sawah bapak kian mengering Dapur ibu tak lagi berisi Akankah hari ini aku...

"Ada Namamu di Sepertiga Malam"

Di saat malam tak lagi mampu membendung gelisah ku, aku terjaga di persimpangan gelap dan terang. Aku menata hati yang masih entah akan kemana,lalu sedikit ku angkat tubuhku dari empuknya kasur kecil beralaskan sarung. Ku langkahkan kakiku yang masih tertatih, sesekali ku buka mata untuk meraba jalan menuju westafel. Ku basuh sedikit wajahku, sembari menepis dinginnya air di kala subuh. Sedikit ku rapalkan doa untuk memulai ritual sebelum aku menemui pencipta-ku. Ku basuh tangan,lalu mulut dan sampai pada akhirnya ku bersihkan kakiku sebagai penutup persucianku  Kini aku telah segar,mataku sudah melek dan mampu berjalan seimbang menuju kamar kecilku. Ku raih mukena berwarna merah jambu dengan banyak motif kesukaan ku, tak terlupakan sajadah hijau kecil milik sahabat ku . Ku mulai segala-Nya saat-Nya menghadap kepada-Nya, segala kerendahan hati ku hadapakan tubuh dan wajahku kepada-Nya Dalam setiap fase dalam sholat ku begitu aku nikmati, hingga di sujud terakhir sholat ...

Tragedi 16 Maret ( Di saat nalar kritis di bungkam oleh feodalisme)

Tragedi 16 Maret 2020 Ini akan menjadi tragedi yang lekat dalam ingatan dan tercatat dalam sejarah,tepat pada Senin 16 Maret 2020. Di saat wabah virus Corona meresahkan masyarakat dunia, keresahan yang sama pun menyelimuti para kader IMM yang memiliki paradigma berfikir idealis. . Di saat momentum silaturahmi kader sedang hangat-hangatnya,berubah menjadi pesta politik (bukan lagi demokrasi yang ideal). Dengan dalih kemajuan zaman banyak kebenaran yang tertutupi, kawan menjadi lawan telah menjadi hal lumrah. Kepercayaan di permainkan bahkan di perjual belikan, komitmen yang di bangun dengan mudahnya di putuskan untuk mencari aman agar tetap berkuasa. Kedudukan mungkin di dapatkan namun kehormatan hanya di dapatkan bagi mereka yang tau bagaiman caranya mempertahankan kualitas dirinya, dan IMM Gowa tetap berada di barisan itu,bukan tentang kedudukan tapi tentang kualitas diri. Generasi baru pun telah terlahir di forum demokrasi itu (generasi mengangguk) dengan alasan efisiensi...