Langsung ke konten utama

SEDARAH"september berdarah"

Oleh :Ayu Andira
Ikatan mahasiswa muhammadiyah
"SEDARAH"september berdarah, itulah sekiranya julukan yang akhir-akhir ini banyak hadir di insta story kaum organisasiatoris dan kaum milenial yang hanya sekedar ikut tren. Aksi demonstrasi yang akhir-akhir ini mengisi ruas-ruas jalan ibu kota sebagai bentuk manifestasi dari ketidak nyamanan masyarakat terhadap aturan-aturan yang di buat oleh pemerintah, yang di mana aturan yang membuat rakyat terkebiri. Lucu rasanya pemerintah kita saat ini, aturan yang di buat mulai dari rana public hingga menjamah perkara ranjang-ranjang rakyat. 

Sungguh tak elok di pandang mata, bilamana banyak suami yang di jadikan tersangka atas kesalahan yang sama sekali tak terlintas oleh akal fikiran. Penjara akan dipenuhi oleh tahanan yang sama sekali tak pantas mengisi jeruji besi milik aparatur negara. Sedangkan di luar sana banyak pelaku kejahatan yang bahkan telah memakan banyak uang rakyat, namun masih dengan leluasa berkeliaran dengan jas rapinya. 

Salahkah jika mahasiswa merasa geram dengan semua itu? Ku rasa tidak, karena dengan adanya mahasiswa saat ini mengisi setiap sudut kota dan menyuarakan aspirasi rakyat, maka substansi dari gelar seorang mahasiswa telah tersempurnakan. 
Namun sayangnya peran mahasiswa saat ini hanya di anggap sebagai ocehan tak berbobot di mata para pemilik kursi kekuasaan, mungkin mereka lupa bahwa sejarah telah mencatat bahwasanya presiden mampu di lengserkan dari kedudukannya itu karena pergerakan mahasiswa. 

Namun apalah daya mahasiswa saat ini ibarat singa yang kehilangan taringnya di mata pemerintah, saya rasa bukan mahasiswa yang kehilangan taringnya namun pemerintahlah yang telah mati rasa akan jeritan luka rakyatnya. 
Demonstrasi hanya di anggap sebagai ajang pencarian eksistensi tanpa esensi, hingga mereka hanya terkekeh di singgasana mereka. 
Dengan beberapa aksi besar-besaran yang hampir satu pekan ini di lakukan oleh mahasiswa dan rakyat sipil, telah membuat mereka terguncang hingga merekan ke habisan akal untuk menenangkan amarah rakyat. Tindakan tak senonoh pun di lakukan mulai dari penembakan secara brutal hingga pada penabrakan pada massa aksi. 

Selasa 24 september 2019 aku sendiri menjadi saksi hidup di mana para aparat memperlakukan mahasiswa layaknya binatang buruang yang siap mereka bidik. 
Entah akan seperti apa negeri ini kedepannya, jikalau aparat dan pemerintahnya masih otoriter, negara telah merdeka namun rakyat masih terjajah bahkan oleh pemimpin mereka sendiri. 

Indonesia sedang tidak baik-baik saja, inilah kiranya bahasa yang mampu aku gumamkan dalam hati dan aku teriakkan dengan toa'di genggaman ku. Dengan berjuta harap mereka mampu mendengarkan jeritanku,dan mengindahkan aspirasi rakyatnya. 
Dan yang terjadi saat ini bukan hanya menjadi ajang eksistensi dengan tumbal nyawa tanpa esensi. 

Catatan jalanan
02/october/2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesan Cinta Dari Kota Cinta

Pare-pare, 08 september 2024 Ku temukan dirimu pada sela-sela angin yang menjelma rindu, Aku tidak pernah bermimpi akan sampai di sini, Menatap sudut-sudut kota tempatmu tumbuh, Memijaki tanah tempatmu hidup, Hingga pada akhirnya kita bertakdir, semoga segala amin terlekaskan. Ini pesan cinta dari sudut kota cinta, tanah yang menjadi saksi bisu abadinya cinta Habibi & Ainun, kamu tahu! sore tadi aku menyambangi monumen sepasang kekasih itu lalu berbisik kepada mereka perihal satu nama yang senantiasa tersemogakan dalam doaku. Aku tak pernah bermimpi waktu menarikku sejauh ini, sejauh langkah membawaku sejauh itu pula doa ku langitkan. Aku menitip pesan pada setiap hembusan angin "kali ini jangan membuatku patah lagi yah sudah cukup yang lalu-lalu". Suaraku berubah parau mataku memanas tanpa ku sadari bulir air mata mengisi pipiku yang ikut merona, ingin kusudahi saja tapi hati egois memkasa diri untuk tetap melangkah maju meski ia tahu pasti kemungkinan terluka itu akan d...

Ku Temukan Rupamu di Balik Hujan

Malam kian pekat mengantar kepergian setiap jiwa yang hendak mencari rumah kepulangan, dibalik kata yang memilih bisu aku temukan tumpukan rasa yang pernah menetap pada ruang kosong bernama hati. Ingin ku sadarkan kembali diri bahwa pergimu telah ku relakan, namamu kini hanya sebatas dongeng pengantar tidur untuk teman-temanku yang selalu memaksaku bercerita tentang dirimu tempo hari. Nama yang kian lapuk itu merubah wujud dalam bentuk rupamu samar lalu kian jelas, aku tersenyum lirih kala ingatan tentangmu kembali mengambil alih pikiranku. Wajahmu yang sendu itu, membawa angin segar pada ruang peresegi empat yang kian sesak oleh tumpukan buku-buku yang tak juga habis aku baca. Andai waktu bisa ku ulang ingin rasanya ku potret wajahmu banyak-banyak, akan ku penuhi etalase di kamarku yang berisi kenangan tentangmu. Mungkin saja orang-orang akan mengatakan aku begitu ingin memilikimu naasnya adalah semua ini hanya sebatas andai, yang aku buat seolah hidup di duniaku saat ini....

PEREMPUAN

​ Haiii......aku ingin berbincang tentang diriku,dirimu dan diri mereka, siapapun yang bernama perempuan.  “Perempuan haruslah merdeka dari kebodohan dan belenggu perasaan” Perempuan... Iman , adalah pondasi yang mesti kokoh di bangun sedari embrio masih dalam bentuk cinta, cinta sepasang kekasih. Agar terlahir buah cinta yang beriman, maka sepasang kekasih harus membangun rumah cinta di atas cinta-Nya. Kewajiban orang tua adalah mengajarkan Agama, menghadirkan cinta dalam hati anak-anaknya agar bermuara pada cinta-Nya. Sepasang orang tua, tidak hanya menasihati, mengkritik atau bahkan mendikte anak dalam perkara Iman, tetapi juga memberikan tauladan yang benar kepada anak-anaknya. Perempuan... Ilmu , adalah bagian terpenting dalam kisah perjalanan hidup seorang perempuan, yang di dalam AL-Qur’an di namai, Tulang rusuk Adam, di sebut sebagai keindahan , Rumah dan masih banyak lagi nama yang tersemat baginya. Ilmu, menuntunmu pada perjalanan panjang yang tak pernah usai dengan tany...