Perasaan yang datang tanpa ku sadari _ Ku kira kita bisa menjadi sahabat Nyatanya matamu dan mataku tak mampu saling bertemu tatap. Padahal aku dengan yakinnya berkata pada semesta bahwa aku dan kamu bisa menjadi sahabat tanpa ada rasa yang menyelinap diam-diam lalu menjadi rindu yang entah akan bermuara kemana. _ Ku kira kita akan bisa berbincang ringan dan hangat tanpa ada rasa canggung seperti yang biasa kita lakukan, yang bahkan hal-hal kecil itu telah menjadi ritual pengantar tidur untukku dan untukmu. Membicarakan hal-hal kecil yang kita lalui di siang harinya Lalu merencanakan hal-hal sederhana di waktu esok Kamu terkadang tertawa lepas tanpa beban, iya aku bisa merasakan kebebasan yang terlontar dari sendak tawamu di balik ponsel. Kadang pula aku berlinang air mata kala Isak tangismu memenuhi sudut-sudut kamarku yang kelaur tanpa ragu dari kelompok matamu yang sayup. Air mata rindu pada sesosok ayah yang kasih sayangnya masih tak cukup untuk melihatmu tumbuh dewasa....